Babak semifinal Piala Dunia 2022 telah membuahkan hasil komplit. Argentina akan bertemu dengan Prancis pada partai puncak. Hal itu disambut sukacita oleh penggemar kedua kesebelasan. Bagaimanapun, kedua klub adalah tim yang sangat populer. Mereka dijagokan bahkan sebelum turnamen FIFA ini dibuka pada penghujung November lalu.
Ketika pecinta Argentina dan Prancis bersuka cita merayakan kemenangan klub pujaannya, pukulan telak justru tengah dirasakan oleh segenap fans dan pemain Maroko. Dalam laga melawan Prancis pada 15/12/2022 dinihari, Maroko sebenarnya tampil sangat baik. Mereka mengeluarkan semua kemampuan yang dimiliki untuk mengambil tempat di babak final. Namun Prancis memang sangat tangguh. Upaya dan serangan yang terus dilakukan oleh Maroko tak membuahkan hasil. Maroko harus pulang setelah mendapatkan puja-puji berkat penampilan luar biasa mereka sepanjang berlaga di Piala Dunia 2022.
Di Luar Ekspektasi
Maroko, dengan segala kisahnya benar-benar jadi tim bintang pada tahun ini. Sempat masuk dalam daftar tim yang dianggap ringan, Maroko pernah diprediksi akan bernasib sama dengan kesebelasan Afrika yang lain. Fase grup adalah babak yang sudah pantas jadi kebanggaan buat mereka. Tak banyak yang berekspektasi jika Maroko akan mampu melompat tinggi.
Namun setelah laga penyisihan grup F bergulir, sesuatu yang besar dari skuad Maroko kemudian terlihat. Para pemain Maroko ternyata punya kelihaian yang tak kalah dari skua Eropa. Saat berhadapan dengan Kroasia, mereka mampu menahan imbang Modric dkk. dengan skor 0-0. Dan ketika bertarung melawan Belgia, Maroko berhasil singkirkan Belgia dengan skor 2-0. Fase grup yang dilalui Maroko berkahir manis setelah mereka sukses gulingkan Kanada dengan skor 2-1.
Maroko yang sensasional makin di sorot setelah berhasil kalahkan Spanyol pada laga 16 besar. Lolok ke putaran perempatfinal, Maroko kemudian dipertemukan dengan Portugal. Lagi-lagi hasilnya mengejutkan. Portugal tersingkir secara melakukan dengan skor 1-0.
3 Penyebab Kekalahan Maroko
Keberhasilan Maroko masuk ke semifinal setelah menumbangkan Portugal jadi momen bersejarah. Maroko merupakan tim pertama asal Afrika yang mampu meraih pencapaian setinggi itu sepanjang sejarah turnamen FIFA. Namun kejayaan mereka kini telah usai. Prancis memupus harapan Maroko bermain hingga babak final.
Meski tidak jadi hal yang mengejutkan, namun kekalahan Maroko sempat disayangkan oleh banyak orang. Banyak yang berharap agar Maroko terus melangkah maju. Namun akhirnya mereka harus puas belaga hingga babak semifinal.
Sejatinya, kekalahan Maroko atas Prancis adalah kekalahan yang fair dan dapat diterima. Apa lagi, sepanjang laga Maroko benar-benar mencoba melakukan segala daya upaya untuk mengimbangi lawan. Namun, Prancis memang bukan tim sembarangan. Tak mudah bagi Maroko untuk membuat perhitungan. Lantas apa saja hal yang membuat Maroko tersingkir pada pertandingan itu?
Berikut 3 penyebabnya :
- Kebobolan terlalu dini. Kondisi ini benar-benar memukul psikis pemain Maroko. Tanpa harus menunggu lama, Prancis berhasil ciptakan gol perdana di menit ke 5 melalui Hernandez. Kebobolan pada menit awal ini akhirnya membuat Maroko sadar jika mereka sedang menghadap tim yang sangat mematikan. Tertinggal 1 gol dari lawan membuat lini pertahanan Maroko terpecah belah. Ini memberikan peluang kepada Prancis menggandakan kemenangan.
- Cedera. Cedera jadi faktor lanjutan yang mengganggu penampilan Maroko saat melawan Prancis. Cedera yang cukup para membuat sejumlah pemain harus menepi dari lapangan termasuk sang kapten Romain Saiss. Tanpa dukungan Saiss dan Nayef Aguerd, Maroko kehilangan dua fondasi yang paling diandalkan. Kondisi itu diperburuk dengan fakta bahwa Prancis punya lebih banyak pemain terbaik kaliber dunia.
- Kalah bagus. Ini merupakan penyebab kekalahan Maroko yang paling nyata serta tak dapat dimentahkan. Meminjam istilah dari bahasa Jawa, Maroko tergolong sebagai “tim wingi sore” di Piala Dunia 2022. Bandingkan dengan Prancis yang datang sebagai juara bertahan, kandang para pemain berbahaya, hingga punya jam terbang lebih tinggi di Piala Dunia. Kualitas Maroko yang tak sebagus Prancis adalah alasan yang dapat diterima jika kemudian mereka gagal menembus partai final.