Gelaran piala dunia 2022 kian dekat. Berbagai persiapan terus ditempuh oleh Qatar untuk memastikan semua rencana berjalan dengan baik. Tak cuma merampungkan pembangunan sejumlah infrastruktur megah yang akan difungsikan selama piala dunia berlangsung, Qatar juga makin getol membangun kerja sama bilateral dengan berbagai pihak termasuk tentang Amankan Piala Dunia 2022. Ikatan kerja sama ini diharapkan dapat membawa dampak positif dalam penyelenggaraan piala dunia. Terjadwal, Piala Dunia 2022 akan dilaksanakan di Doha dan sejumlah kota lain di Qatar pada akhir tahun 2022.
Yang terbaru, pemerintah Qatar dilaporkan telah menjalin kontak dengan pemerintah Pakistan untuk membahas berbagai proyek kerja sama strategis. Salah satu yang paling penting dan mendesak adalah, Qatar meminta Pakistan mengirim bantuan personel keamanan untuk mengawal jalannya piala dunia 2022.
Bantuan dari Pakistan
Bukan tanpa alasan Qatar meminta dukungan kekuatan dari Pakistan. Sebagai negara berpenduduk kecil, jumlah personel keamanan di seluruh Qatar tentu tidak ideal untuk mengawal hajatan piala dunia yang akan menarik jutaan pengunjung ke negara di Teluk Persia itu. Kontribusi serta bantuan dari militer Pakistan diharapkan dapat meningkatkan kondusifitas dan meminimalisir kemungkinan terjadinya insiden berbahaya.
Merespon permintaan Qatar, pemerintah Pakistan melalui Perdana Menteri Shehbaz Sarif segera membuat jadwal kunjungan kenegaraan ke Qatar. Pertemuan antar kedua negara tak hanya akan membahas soal pengiriman pasukan keamanan dari Pakistan saja. Tapi juga akan membicarakan perihal kerja sama di bidang ekonomi, investasi, dan perdagangan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi lebih rinci seputar jumlah personel keamanan yang akan dikirim pihak Pakistan ke Qatar. Meski demikian, permintaan tersebut memang telah resmi di layangkan oleh Doha dan sudah mendapat tanggapan.
Amankan Piala Dunia 2022 dengan Antisipasi Gangguan Keamanan Hingga Terorisme
Keberadaan pasukan keamanan dari Pakistan tentu akan meningkatkan kekuatan militer Qatar selama perhelatan piala dunia. Meski selama ini Qatar tercatat sebagai negara yang cukup kondusif dari segi sosial dan politiknya, namun gejolak keamanan yang masih terus terjadi di kawasan Timur Tengah sempat membuat berbagai pihak skeptis.
Kekhawatiran perihal kemungkinan terjadinya serangan teroris menyebabkan penetapan Qatar oleh FIFA sebagai tuan rumah piala dunia tahun ini sempat diwarnai kritik. Selain itu, isu mengenai masalah ketenagakerjaan hingga perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) juga masih jadi pembahasan serius oleh pihak yang menganggap Qatar belum layak dipilih sebagai host country Piala Dunia.
Isu gangguan keamanan semakin meluas ketika negara-negara Arab yang sempat berkonflik dengan pemerintah Qatar kompak menuduh negara itu sebagai sarang teroris. Melalui surat resmi yang ditujukan kepada FIFA, Arab Saudi semula meminta status Qatar sebagai tuan rumah piala Dunia 2022 dibatalkan. Serangan bertubi-tubi dari para tetangganya itu tak mendapat respon berarti dari Doha. Mereka terkesan cukup hemat suara meskipun nada sumbang dan cacian pedas mengalir dari berbagai pihak. Segelintir pengkritik aktif bersuara karena meragukan kapabilitas Qatar menghelat pesta sepak bola terbesar di muka bumi ini.
Namun Qatar tak ambil pusing dengan badai kritik yang sempat merebak. Mereka tetap fokus melakukan berbagai persiapan di tengah segala tekanan dan pandemi yang melanda dunia. Kini, jadwal piala dunia 2022 sudah di depan mata. Dengan bantuan penjaga keamanan dari negara Pakistan, Qatar siap untuk mencegah meletusnya gangguan keamanan sekecil apa pun. Pemerintah Qatar jamin dan pastikan keselamatan setiap orang yang berkunjung ke negara mereka jadi prioritas nasional.