Piala Dunia 2022 akan berlangsung dalam waktu dekat di Qatar. Sayangnya, dari 32 tim yang lolos kualifikasi belum ada nama Indonesia dalam daftar itu. Kekalahan Indonesia melawan UEA dan Vietnam pada babak kualifikasi membuat harapan pentas di piala dunia 2022 menemui jalan buntu. Setelah kembali aktif mengikuti kualifikasi sejak tahun 1974, Sejarah Indonesia di Pildun, timnas Indonesia masih belum mampu taklukkan sengitnya kompetisi piala dunia di tingkat Asia.
Baca Juga:
Cara Bemain Game WWG, Bisa buat cuan banyak!
Sepak bola sendiri merupakan olahraga yang sangat mapan dan dihormati di Indonesia. PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) adalah organisasi independen yang dibentuk oleh pemerintah untuk mengatur jalannya persepakbolaan di tanah air. Jumlah penikmat sepak bola di Indonesia juga tidak sedikit. Kompetisi liga tingkat nasional kerap mengundang penonton dalam jumlah besar secara langsung maupun melalui layar kaca. 75 juta orang Indonesia tercatat jadi pemirsa piala dunia pada tahun 2006 silam.
Sejarah Indonesia di Pildun, Riwayat Panjang
Hubungan Indonesia dengan FIFA dan turnamen piala dunia sejatinya telah berlangsung sejak lama. Dalam catatan sejarah, Timnas Indonesia pernah berhasil lolos kualifikasi piala dunia yaitu pada tahun 1938. Timnas Indonesia yang kala itu masih bernama Hindia-Belanda boyong koper ke Perancis tuan rumah piala dunia 1938 untuk menjalani jadwal laga.
Meski dibantai habis oleh Hongaria dengan skor 6-0, momen itu menjadi penanda penting dalam sepak bola Indonesia. Apalagi secara resmi FIFA mengakui Timnas Indonesia saat ini adalah kelanjutan dari Timnas Hindia-Belanda yang berlaga pada masa itu. Di tahun 1952, PSSI secara resmi bergabung dalam keanggotaan FIFA. Kemudian pada 1958, baru lah timnas kita tampil perdana di babak kualifikasi piala dunia dengan memakai nama Indonesia.
Pada putaran pertama kualifikasi piala Dunia 1958, Timnas Indonesia berhasil memperoleh keunggulan melawan Tiongkok. Kemenangan itu membuat Indonesia meraih tiket ke pertandingan lanjutan. Sayangnya, FIFA terpaksa mendiskualifikasi Indonesia lantaran menolak bertanding lawan timnas Israel. Setelah piala dunia 1958, kondisi perpolitikan dalam negeri yang tidak stabil membuat Indonesia harus menarik diri dalam waktu yang sangat lama. Indonesia kembali aktif berpartisipasi di piala dunia tahun 1974 hingga saat ini.
Diskualifikasi oleh FIFA
Sanksi oleh FIFA yang membuat langkah Indonesia terjegal di Piala Dunia tidak hanya terjadi di tahun 1958. FIFA kembali menjatuhkan sanksi pada Indonesia di tahun 2015 akibat adanya campur tangan pemerintah pada PSSI dan persepakbolaan tanah air. Sanksi akhirnya berujung serius. Timnas Indonesia harus legowo karena tidak diperbolehkan mengikuti kualifikasi piala dunia 2018.
Meski posisi dan prestasi Indonesia kurang bersinar di panggung piala dunia, namun Indonesia diproyeksikan punya masa depan sepak bola yang cerah. Pembinaan pemain usia muda yang jadi prioritas PSSI merupakan awal dari kebangkitan sepak bola Indonesia di tahun-tahun mendatang. Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Jose Ariston Padre, pejabat FIFA untuk kawasan Asia Tenggara.
Pelatih Timnas Indonesia saat ini, Coach Shin-tae Yong juga demikian. Coach asal Korea Selatan ini optimistis Indonesia akan jadi negara dengan kekuatan sepak bola yang besar di Asia suatu hari nanti. Kata Coach Yong, pemain Indonesia adalah pemain potensial. Potensi ini dapat dikembangkan dengan catatan skuad garuda harus terus belajar serta meningkatkan kedisiplinan. Coach Yong memang terkenal sangat keras dalam hal kedisiplinan. Itu dilakukan demi memperbaiki kualitas sepakbola Indonesia secara bertahap.